Sabtu, 04 Juni 2011

Fenomena vs Ironi negeri ini

Ada yang aneh dengan sistem keolahraaan nasional di negeri ini, entah apakah hanya perasaan saya atau memang ada yang harus dibenahi sesegera mungkin di negeri yang konon memiliki kekayaan melimpah ini. Ada sebuah fenomena terselubung, sebuah kisah yang mungkin hanya akan dipahami segelintir orang. Bilamana anda masih bertanya-tanya dalam hati, berarti anda merupakan pribadi yang tidak peka atau jangan-jangan anda hanya tidak mau tahu meskipun anda tahu.

Masih penasaran, baik ! saya ingin berbicara bebas atau dapat dikatakan ini meupakan opini pribadi saya terhadap sistematika keolahragaan di negeri ini, jadi bila tidak ada kata yang berkenan di hati, mohon jangan jadikan saya sebagai prita selanjutnya. Sejujurnya, saya sangat bingung dengan PJSI saat ini. Kenapa ? sebab, ketua umum yang saat ini terpilih kembali menjadi ketua umum PB PJSI turut serta dalam pemilu internal PSSI. Saya bukannya tidak setuju, hanya saja disaat PJSI sedang dilanda musibah nasional 'miskin prestasi', tokoh Ketum yang seharusnya berpikir memajukan prestasi Judo lokal secara global justru berbagi pemikiran ke PSSI. Apakah langkah ini tepat menurut anda !!

Begitu banyak fenomena aneh yang ikut meramaikan kondisi ini. Nazarudin, Nunun atau bahkan kasus suap sesmenpora di sela penyelenggaraan Sea Games yang tampaknya tidak mengenal kondisi waktu dan keadaan mengingat penyelenggaraan Sea Games tinggal menghitung waktu. Begitu ironis menurut pendapat saya pribadi. Namun, saya hanyalah orang awam, yang mungkin hanya dapat menyaksikan seluruh fenomena tersebut melalui televisi kamar saya tanpa bisa berbuat apa-apa.

Jujur, sebagai generasi muda Indonesia yang terlahir dan besar di jaman modern ini, saya ingin turut menyumbangkan sesuatu bagi negeri saya. Tidak perlu yang besar apalagi bombastis bagi negeri ini. Cukup yang biasa saja, namun memiliki makna. Sebuah makna yang dapat memacu sebuah karya. Sebenarnya, semangat inilah yang memecut saya untuk terus berlari dan memeras otak untuk menciptakan sebuah karya.

Cita-cita terpendam saya hanyalah satu, menciptakan sebuah lapangan kerja nyata dari seluruh kinerja dan karya saya. Kenapa, karena hanya hal tersebutlah nama kita akan terus di ingat yang mungkin saja sepanjang masa..yup diingat..sebagai putra bangsa.

Saat ini saya telah menempati posisi sebagai Wakasekjen Pengprov PJSI Banten. meskipun saya memiliki peluang yang teramat besar untuk menempati posisi yang lebih strategis semisal Sekjen sekalipun. Tapi inilah saya, pribadi yang tidak pernah haus akan kekuasaan. Apalah arti sebuah kekuasaan bilamana kita memang tidak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, sesuau yang dapat mengguncang dunia. Ada saatnya bagi saya, saat untuk dikenal oleh dunia.

Malam ini saya mempelajari suatu hal yang baru. Ketika saya menyaksikan sebuah film holywood dengan judul Beastly. Sebenarnya saya yakin bahwa formula film tersebut merupakan remake dari flm beauty and the best, sebuah film jadul mengenai si cantik dan si buruk rupa tapi entah kenapa saya sangat menikmati film tersebut. Otak saya bekerja keras untuk mencari tahu, kenapa dan mengapa saya segan beranjak dari tempat duduk meskipun saya kebelet buang air kecil sekalipun. Saya dan bahkan seluruh penonton, sangat yakin akan happy ending tersebut ! Tapi pertanyaannya, MENGAPA !. Mengapa saya selalu tersenyum sendiri saat menyaksikan film ini.

Ibarat film tersebut, semestinya pengurus PB olahraga manapun dapat mempelajari konsep tersebut. Konsep sebuah kompetisi olahraga sudah ada sejak jaman dahulu kala. artinya bukan konsepnya yang harus dirubah, namun formulanya. Sehingga konsep seperti halnya olahraga beladiri yang dikenal keras dapat menjadissssss sebuahentertaiment. Sebuah hiburan yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan khususnya keluarga. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran dari berpihak keluarga bilamana anaknya ikut dalam salah satu cabang olahraga. Memang belum ada referensi mengenai hal ini, namun who know's. Akan menjadi topik akbar di masa mendatang.

Kembali ke tulisan awal, semoga fenomenan yang sudah terlanjur terjadi, tidak memberikan akar yang merugikan bagi negeri ini. Tidak dibutuhkan sebuah keajaiban untuk merubah hal itu semua. Hanya sebuah kesadaran yang mungkin dapat mengembalikan kejayaan dan supremasi bangsa di mata dunia. Insya Allah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar