Kamis, 13 Oktober 2011

Mari Kita Sambut SEA GAMES 2011


SEA Games biasa dikenal sebagai Pesta Olahraga Negara - negara se-Asia Tenggara. Penyelenggaraan SEA Games kali ini adalah yang ke 26 kalinya dan akan dilaksanakan selama 11 hari terhitung sejak 11 November 2011 - 22 November 2011 di dua kota di Indonesia, Palembang dan Jakarta dan memperebutkan 542 medali emas dari seluruhnya 44 cabang olahraga yang dipertandingkan.

Indonesia ditetapkan menjadi tuan rumah SEA Games 2011 pada saat Rapat Dewan Federasi SEA Games di Bangkok, Thailand 6 September 2006. Tahun ini adalah keempat kalinya Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga negara - negara Asia Tenggara setelah SEA Games X 1979, SEA Games XV 1987, dan SEA Games XIX 1997.Sebagai kota penyelenggara utama, Palembang akan memusatkan pertandingan di Kompleks Olahraga Jaka Baring yang mencakup area seluas 45 ribu meter persegi dan juga di pusat olahraga Gelora Sriwijaya Palembang.Di Jakarta, gelanggang pertandingan akan dipusatkan di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang merupakan stadion terbesar dan tertua di Indonesia. Stadion ini yang amat bersejarah bagi bangsa Indonesia dimana stadion memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 88 ribu penonton. Di kawasan Gelora Bung Karno berdiri berbagai macam fasilitas untuk kegiatan olahraga, sebanyak 36 Venues, Politik, Bisnis, Rekreasi dan Pariwisata.


Panitia penyelenggara SEA Games atau yang biasa disingkat menjadi INASOC menyatakan ada empat kunci sukses yang harus dicapai selama pesta olahraga negara ? negara Asia Tenggara ini berlangsung, yakni sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, sukses pewarisan dan yang tidak kalah pentingnya adalah sukses ekonomi kerakyatan.Agar SEA Games dapat berkesan khususnya bagi negara Indonesia dan seluruh negara peserta. Logo yang ditetapkan untuk mewakili multi even ini adalah Burung Garuda dengan filosofi "Garuda Terbang di Atas Alam Indonesia". Sebagai lambang negara, Burung Garuda di ranah global dikenal luas dan langsung terasosiasikan dengan Indonesia.INASOC juga memastikan akan membuat SEA Games 26 ini berkesan dengan memilih tanggal 11 November 2011 atau 11/11/11 untuk menggelar upacara pembukaan dan penutupan yang spektakuler di sepanjang tepian Sungai Musi dan bangunan bersejarah, Benteng Kuto Besak.



Sebagai tuan rumah, Indonesia siap menyukseskan penyelenggaraan SEA Games XXVI yang digelar di Palembang dan Jakarta, 11-25 November mendatang. Panitia penyelenggara SEA Games (Inasoc) menyatakan ada tiga sukses yang harus dicapai selama pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara ini digelar, yakni sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses peningkatan ekonomi kerakyatan. Indonesia terakhir kali merajai SEA Games pada tahun 1997 lalu dengan perolehan 194 medali emas, 101 perak, dan 115 perunggu.


Namun, Indonesia menunjukkan peningkatan dari peringkat ketiga pada SEA Games 2005 di Manila lalu menjadi keempat pada SEA Ggames berikutnya di Nakhon Ratchasima, Thailand, dua tahun kemudian. Untuk itu tidak berlebihan jika Indonesia menetapkan target juara umum pada SEA Games kali ini. “ Sekarang merupakan momentum yang tepat bagi kita untuk mengembalikan kejayaan prestasi olahraga Indonesia. Mari kita semua bekerja sama untuk mencapai target sukses penyelenggaraan dan sukses sebagai juara umum SEA Games,” ujar Ketua Panitia Nasional SEA Games XXVI , Rita Subowo.

Upaya Indonesia untuk mencapai target tersebut dimulai dengan pemilihan cabang-cabang olahraga yang kompetitif. Untuk itu, Indonesia telah memilih 536 nomor dari 43 cabang olahraga yang akan dipertandingkan yang akan diajukan ke Rapat Dewan Federasi SEA Games di Bali, 25-26 Februari mendatang. Jika disetujui, SEA Games kali ini akan menjadi yang terbesar setelah SEA Games 1997 yang menggelar 490 nomor. Palembang dan Jakarta masing-masing akan mempertandingkan 22 cabang, dengan sepak bola putera digelar di dua kota tersebut.

Untuk mengamankan posisi sebagai juara umum, Indonesia sedikitnya harus merebut lebih dari 30 persen total medali emas atau sekitar 160 keping medali. Melalui SEA Games, Inasoc juga berharap dapat mendorong kegiatan ekonomi masyarakat terutama di industri perdagangan dan pariwisata.

Cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Jakarta : panahan, bulutangkis, basket, boling, kano/kayak, balap sepeda, perahu naga, berkuda (equestrian), golf, anggar, judo, sepak bola, futsal, karate, kempo, paralayang, pencak silat, layar, tenis meja, taekwondo, vovinam, wushu.

Cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Palembang : atletik, akuatik (renang, loncat indah, renang indah, polo air), baseball, tinju, bridge, selam, sepak bola, senam (artistic, ritmik, aerobic), petanque, sepatu roda, sepaktakraw, softball, menembak, bola voli (indoor dan pantai), panjat tebing, ski air.

Berikut daftar detail mengenai cabang olahraga yang dipertandingkan di Indonesia SEA Games ke 26 Tahun 2011 :

1. Aquatics
2. Archery
3. Athletics
4. Badminton
5. Baseball
6. Basketball
7. Billiards & Snooker
8. Bowling
9. Boxing
10. Bridge
11. Canoeing
12. Chess
13. Cycling
14. Equestrian
15. Fencing
16. Fin Swimming
17. Football
18. Futsal
19. Golf
20. Gymnastic
21. Judo
22. Karate
23. Paragliding
24. Pencak Silat
25. Petanque
26. Roller Sports
27. Rowing
28. Sailing
29. Sepaktakraw
30. Shorinji Kempo
31. Shooting
32. Softball
33. Soft Tennis
34. Table Tennis
35. Taekwondo
36. Tennis
37. Traditional Boat Race
38. Volleyball
39. Vovinam
40. Wall Climbing
41. Water Ski
42. Weightlifting
43. Wrestling
44. Wushu

Tanggung Jawab yang Wajib di jawab

Sepertinya saya sudah bisa bernafas sedikit lega.  Pada hari Rabu, 12 Oktober 2011 bertempat di Gedung Sampoerna Square. Permasalahan yang selama ini menganjal hati saya dan team terjawab sudah. Semua terselesaikan dengan baik dan bijak. Terima kasih yang tidak terhingga kepada Om CK dan RR yang telah menyempatkan waktu untuk bertemu dan memberi wejangan.

Di dalam kesempatan yang baik tersebut, kami juga membahas mengenai problematika Judo saat ini. Tidak lupa, kami turut membahas secara intens mengenai penyelenggaraan The 4th Sonice Ganesa Cup International Open Judo Championship 2012. Mungkin ini menjadi kabar gembira bagi team Panpel, mengingat adanya peluang dari SONICE untuk kembali terlibat sebagai sponsor utama kegiatan ini.

Kabar baik tersebut ternyata berlanjut di Kamis pagi, dimana saya telah mendapat kepastian dari salah satu petinggi PSSI berinisial AP dan ENS untuk mendukung kinerja PSSI di awal bulan November mendatang. Sebuah tantangan dan dunia baru, telah menghampiri. Tinggal mencari konsep dan pemikiran apa yang bisa saya sumbangkan untuk kemajuan PSSI. Di PSSI sendiri, saya akan banyak berkecimpung di Pembinaan Bola Usia Dini dan Lembaga Pendidikan Indonesia (LPI). Untuk urusan kantor, sepertinya saya akan banyak hilir mudik ke Jalan Purnawarman 2, Kebayoran Baru.

Sejujurnya, dengan semakin luasnya ruang gerak saya. Justru, semakin menyempit pula waktu yang bisa saya curahkan bagi perkumpulan saya. Terutama Judo Trisakti dan Toray Judo Club. Imbasnya, tidak  jarang saya absen hadir di kompetisi yang diikuti oleh anggota perkumpulan saya. Tentu, hal tersebut akan menjadi permasalahan tersendiri di kemudian hari. Saya hanya bisa berharap, bahwa saya dapat membagi waktu saya dengan imbang. Namun, bagaimana juga bila anak pertama saya lahir nanti. Semakin sempit saja waktu berbagi yang saya miliki. Oleh karenanya, management waktu (time management), sedang saya pelajari dan kelola secara otodidak.

November mendatang, tentunya akan cukup berat saya lewati !. inilah sebabnya : Pertama kali masuk dunia PSSI (padahal saya buta sekali tentang kondisi persepakbolaan nasional), kewajiban membeli rumah idaman sebelum anak saya lahir ke dunia, kemungkinan istri yang terpaksa harus resign dari tempat kerja (karena mengandung anak pertama saya), ditambah jadwal keberangkatan Haji ayah saya. Otomatis, semua tanggung jawab akan bertumpuk di pundak saya. Disamping itu, perhelatan SEA GAMES di bulan November secara keseluruhan sepertinya menjadi momok yang cukup menegangkan  bagi saya dan khususnya bangsa Indonesia sebagai tuan rumah. Klop dah.

Salah Satu Poster Imajinasi Saya
Seiring dengan semakin sempitnya waktu, saya mencoba untuk tetap berlaku dan bersikap apa adanya. Tetap melatih dan tetap membantu Judo secara nasional dan global dengan apa yang saya miliki saat ini. Meskipun hanya sebatas visual melalui poster yang saya buat. Kalau saja, saya bisa berbicara secara jujur. Sebenarnya saya ingin sekali membesarkan ‘kembali’ Toray Judo Club. Namun sayang, ada beberapa kendala yang sepertinya betah dan duduk berlama-lama disana. Tapi, tunggu saja di saat yang tepat. Saya pasti akan berontak !. berontak disini, jangan diartikan sebagai kudeta. Namun lebih kepada pemikiran frontal untuk membangkitkan kembali Toray Judo Club kearah yang mungkin lebih baik dan tidak biasa. Tunggu saja momentnya.   


Banyak sekali peristiwa yang terjadi hingga di bulan Oktober ini. Selain keberhasilan beberapa team Judo Trisakti. Beberapa kegagalan justru menghantam Toray Judo Club. Dimana, beberapa pejudo andalan kami harus kandas dan rela dipecundangi di kompetisi Judo Wismoyo Cup. Moment yang tidak tepat disaat yang tidak tepat kalau menurut saya!. Yup, karena peristiwa tersebut, kini beberapa pejudo harus menghadapi gangguan psikologis dan trauma kekalahan berkepanjangan. Karena nasi sudah menjadi bubur, saya lebih memilih untuk menutup mulut saja dan tidak berkomentar apa-apa. Toh, saya pun sudah melupakan partisipasi adik saya di PON mendatang. Jadi tidak ada lagi ‘beban’ yang mengganjal hati saya. wkwkwk !. Namun, sangat jelas, saya tidak rela bila junior saya harus menderita kekecewaan yang mendalam.


Saat ini, saya masih memutar otak untuk pemikiran-pemikiran yang bisa saya berikan bagi PSSI, PJSI, Judo Trisakti dan Toray Judo Club. Untuk di PSSI, Semoga saya tidak diberi tugas untuk mengontrol supporter wkwkwk !. kalau itu mah, mendingan saya tidur aja dirumah. Supporter dah susah diajak kompromi. Mereka sepertinya sudah memiliki pemikiran tersendiri bagi kemajuan PSSI. Kadang saya suka heran, dengan dana paling besar di Indonesia, team nasional kita sepertinya susah banget maju ke jenjang piala Dunia.  Bukan menuduh apalagi menyepelekan. Hanya saja, sudah menjadi rahasia umum bahwa Bola merupakan olahraga yang menghabiskan dana yang sangat bombastis. Tapi, what ever lah. Bukan urusan saya juga hehehe.

Tapi inilah saya, sosok yang Insya Allah tidak takut dengan rintangan yang menghadang. Meski dalam hati deg-degan, tetap saja saya wajib melangkah ke depan. Rejeki sudah ada yang mengatur kok, jadi kita tinggal berusaha saja untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan kalau bisa menjadi pribadi yang amanah !.

Selalu saya berdoa, agar sosok-sosok yang membantu saya hingga saat ini, selalu dilimpahkan rejeki, kesehatan, perlindungan dan perdamaian dari Allah SWT. Sosok-sosok diluar keluarga dan orangtua seperti halnya Om CK, RR, AK, IBS,ENS, DG merupakan sosok-sosok yang sepertinya sudah sangat langka bagi saya. Insya Allah, dengan tetap menghormati dan selalu ingat jasa mereka terhadap saya. Saya akan selalu berusaha menjadi insan yang berguna bagi dunia. Who Know’s !!!.

Terima kasih juga kepada seluruh team Judo Trisakti yang tidak bisa sebutkan satu-persatu, khususnya Sangapta, Andi Irawan, Denny Saviant, Juwita, Suci dan Rizka yang senantiasa memberikan warna tersendiri bagi kehidupan yang saya jalani. Semoga, seluruh peristiwa yang sudah kita jalani bersama, bisa menjadi kenangan tersendiri di suatu hari nanti. Insya Allah, di kemudian hari. Kita akan menjadi yang terdepan. Wajib itu !!! 





Kamis, 06 Oktober 2011

Nasionalisme itu berawal dari sebuah Ide !!

Petruk Siap Sukseskan
SEA GAMES
Banyak yang bilang kepada saya “Han, ngapain sih loe cape-cape buat poster Judo Indonesia”, “dibayar berapa sih Han”. Tuing..tuing..nih orang di sekitar saya pada kenapa ya,. Saya yang bikin kok mereka yang protes!. Tipikal orang Indonesia banget sieh.

Sebenarnya, selain sebatas hobby !. saya ingin juga menyumbangkan sesuatu buat negeri saya. Gak perlu yang WAH..!. Cukup yang kecil-kecil saja, seperti membuat poster dan membuat website bagi perkembangan Judo di Indonesia. Toh, saya juga tidak pernah merasa rugi kok, wong saya membuatnya juga ketika saya memiliki waktu luang. Jadi tidak merugikan diri sendiri apalagi orang lain.

Makanya, saya cukup miris bilamana melihat orang-orang yang selalu berteriak lantang untuk agama dan kemajuan Negara. Tapi kerjaannya justru selalu merugikan masyarakat sekitar. Cobalah tengok segala bentuk laskar (yang pasti bukan laskar pelangi loh), yang konon memperjuangkan Islam, kenyataannya..Preet lah !. Cuma bikin orang mengelus dada aja kok bangganya selangit !.

Jujur, ada perasaan bangga dan puas di hati saya, ketika membaca komentar positif di FB saya. Yah, meski belum pernah menghasilkan materi. Namun apalah arti materi bila kita sanggup menyumbangkan sesuatu yang jarang orang lakukan demi Negeri dan eksistensi olahraga nasional. Tahukah kalian, kenyataan yang belum kalian ketahui dari olahraga. Bahwa olahraga merupakan salah satu jalan untuk mengibarkan Sang Merah Putih di luar wilayah Indonesia selain kunjungan Presiden !. Yup, kalau menang tentunya..Dasyat kan.

Makanya kalau ada orang ngeledek saya Sok nasionalisme, ya bodo amat hahaha !. ketimbang kalian cuma bisa cuap-cuap dan omdo doank. Jujur, saya terkadang suka miris dan ketawa sendiri ketika orang berbondong-bondong meneriakkan yel-yel perang terhadap Malaysia. Bukan kenapa-napa, lah perlengkapan perang kita aja banyak error, gimana mau memborbadir Negara musuh. Yang ada, helicopter ma pesawat kita dah rontok duluan ketiup angin. Lagian, apa kali positifnya perang !. muka gile aja loe pada !.

Bahkan, baru semalam saya menyaksikan berita di salah satu stasiun televisi. Cuplikan peristiwa yang sangat memalukan. Hampir mayoritas Venue Sea Games rusak di terjang hujan !. Alamak..dipake aja belon, kok udah pada hancur. Yakin aman tuh, kalau beneran dipake buat Sea Games. Jangan, ngeributin soal dananya doank donk. Gak malu apa ya, pejabat Negara kita diolok-olok bangsa sendiri. Bagaimana juga tanggapan dari Negara tetangga. Walaaah..!

Kenangan saat berada di Kuil Saint Seiya di Yunani
Okeleh, kita kembali ke Design saya !. Banyak yang suka dengan design saya, tapi tidak tertutup pula yang mengatakan design saya biasa-biasa aja. Tapi alhamdullilah, dari hobi iseng ini banyak juara-juara dunia (cabang Judo) yang justru menjadi dekat dengan saya (dalam arti jadi lebih sering bertukar email). Sebut aja Jimmy Pedro, Ilias Iliadis dan beberapa nama lainnya. Bahkan tidak jarang, beberapa klub dari belahan dunia sono, yang minta dibuatkan souvenir poster untuk di klub mereka. Puncaknya, ketika salah salah organisasi judo dunia meminta saya membuatkan Poster Kejuaraan Dunia Judo di Rio De Jainero, Brazil. Imbalannya, tiket PP Indonesia – Brazil, Visa, akomodasi, Konsumsi plus uang saku sebesar USD.500 !. ngiler kan..?. sayang, karena saya orangnya baik hati, saya tidak menerima imbalan tersebut. (sempet digoblok-goblokin malah ma beberapa teman saya). Tapi heloooo..!, kalian pada tau gak sih Brazil itu kaya bagaimana. Terakhir saya lihat film Fast Five..sumpah, makin ngeri saya kesana wkwkwkwk !!!.

Makanya jangan heran bila suatu saat, anda melihat beberapa design poster yang nyaris sama tapi aura Judonya sudah tidak ada !. Yup, sebenarnya itu beberapa design saya. Namun, banyak orang yang memang meminta mentahan design saya untuk tujuan non komersil, seperti buat tugas kuliah atau sekolah. Bahkan terkadang saya juga tukaran template dan bertukar pikiran dengan beberapa designer grafis. Secara, saya kan hanya lulusan Fakultas Hukum bukan design grafis, Nah loe !.

Belajar untuk mencoba bersikap nasionalisme, berarti belajar untuk menilai diri sendiri !. karena apa, kita wajib menghargai karya sendiri. Gak perlu malu apalagi takut akan komentar orang. Mencoba belajar untuk menjadi pusat perhatian meski banyak cobaan. Yup, semakin anda dikenal maka semakin banyak pula cobaan yang harus anda alami. Saya pikir, tidak banyaklah orang-orang yang bekerja tanpa imbalan. Bukan sebuah Idealisme, karena ada beberapa hal yang saya pikir tidak bisa dinilai oleh uang/materi atau apalah kalian menyebutnya.

Belum banyak yang tahu, bahwa di suatu saat yang lalu, saya diajak makan siang oleh seseorang yang belum saya kenal. Karena dia mengatakan ingin membahas tentang olahraga Judo, maka datanglah saya ke tempat yang sudah dijanjikan !. dan kalian tahu, siapa yang mengajak saya makan siang saat itu.  Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Coy…!!!. Kebayang gak loe. Makanya, foto saya bersama beliau saya abadikan di sebelah kanan blog saya, langka banget tuh soalnya !.

Bersama Ir. Ciputra
Pernah juga, saya mendapat undangan untuk membahas virus judo yang saya tularkan? (wekk..apa pula ini, awalnya, saya emang gak ngerti maksudnya), dia cuma bilang. Lokasi dia cukup dekat kok, jadi tidak akan menyita waktu saya cukup lama. Katanya, Kamu tinggal menyebrang saja dari Trisakti. lalu, menyebranglah saya ke Mal Ciputra dan tebak lagi, siapa orang yang menunggu saya?. Ir. Ciputra sendiri Boo..yang punya itu gedung malnya. Jadi belajarlah saya bersama beliau. Osh…itulah momen dan ide awal saya untuk melaksanakan dan memperbaiki kejuaraan Judo di dalam Mal.

Belum lagi, ketika salah satu petinggi PSSI (persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), yang meminta saya dan rekan saya untuk membantu kinerja beliau di divisi Pengembangan Bola Usia Dini. Makin makyus deh hidup saya (saya sih berpikir seperti itu hehehe) !. Saya sih belum memberikan jawaban, tapi sepertinya saya memang tertarik sekali untuk berkecimpung di dunia baru. Sekali lagi, di PSSI saya tidak murni mencari materi, saya murni cari pengalaman. Tapi siapa sih yang bisa menolak kerjasama di salah satu organisasi olahraga paling kontroversial di Indonesia. Saya yakin, anda pasti juga ngiri wkwkwk !.

Nah pertanyaannya. Apakah dengan nanti saya bergabung di PSSI saya akan meninggalkan PJSI. TENTU TIDAK !!. Judo itu harga mati saya. Saya bisa seperti ini, ya karena Judo. Akan menjadi kebodohan terbesar saya bila saya harus hengkang dari dunia Judo. Terlebih saya masih memiliki 2 perkumpulan Judo yang saat ini masih saya bina. Apa jadinya saya tanpa keberadaan mereka !.

Sejujurnya, hingga saat ini saya belum paham mengenai Bola. Dari kecil saya memang tidak hobi main bola. Sekalinya main bola, jempol kaki saya patah ditajong sama orang Finlandia saat pertandingan persahabatan lintas insan pemuda olahraga se-dunia, di Kuala Lumpur. Sejak saat itu, saya trauma kalau disuruh berebutan bola. Tapi, inilah sebenarnya keuntungan saya !. saya bisa belajar dari NOL mengenai tata cara bermain bola, apalagi di hadapan usia dini hehehe. Gak perlu takut salah lah.

So, sebuah harapan tersendiri dari saya, bilamana kalian bisa ikut merasakan dan mendukung saya di PSSI. Entah, ada yang suka atau ada yang sirik. Saya lagi berusaha juga sih, untuk kebal dari belaian gossip. Sepenuhnya saya serahkan kepada sang Khalik. Rejeki, Allah ini yang atur !. Siapa tahu saja, saya memiliki kesempatan untuk memberikan materi Judo kepada seluruh pemain sepak bola, jadi mereka bisa ukemi kalau di curangin. Perlu di garis bawahi juga bahwa kehidupan di PSSI belum saya mulai, masih menunggu SK dari Pak Menteri. Jadi, belum tentu juga saya jadi diminta bantu ke sana. Tapi, semoga saja, saya diberikan peluang untuk menunjukan kinerja saya yang terbaik.


Rabu, 05 Oktober 2011

Klarifikasi : Badai Pasti Berlalu

Belum juga sehari tulisan saya tertera di blog saya. Namun, saya harus kembali menghela nafas dalam-dalam. Tersiar lagi desas-desus mengenai diri saya yang lumayan negative dan lumayan santer di jagat maya. Bahkan, saya mendapat berita ini dari rekan sesama pelatih. Yup, tulisan saya di bawah ini sepertinya menjadi isu yang sedang giat-giatnya dikelola secara negatif oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Berikut tulisannya :

‘Oh ya, bagi kalian yang berminat ikut latihan di Toray Judo Club, atau sebatas ingin berlatih bersama. Silakan saja datang setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pkl. 18.30 Wib – selesai. Latihannya free alias non komersil. Saya sendiri, ikut buka kelas bagi pemula di hari Sabtu Pkl. 15.00 Wib dan Minggu Pkl. 10.00 Wib tapi bedanya saya menetapkan iuran bulanan sebesar Rp. 350.000,-/bln !. Kenapa harus beda ? Well, karena saya berpikir dengan pola latihan gratis, seluruh intruktur dan anggota akan membudayakan prinsip Nothing To Lose makanya Judo gak pernah maju. Toh, dana yang terkumpul akan difungsikan untuk kepentingan klub kok. Beli judogi aja sanggup, kenapa iuran harus gratis hehehe !.

Adakah kesalahan saya di tulisan tersebut !. Setelah saya telusuri, Jiaah, hanya karena saya menetapkan iuran 350rb/bulan bagi anggota saya, ada pihak yang merasa dirugikan atau lebih tepatnya mencari kesalahan biar terkesan saya merugikan pihak lain.

Apa sih yang terbersit di hati saudara saat ini ?. saya punya klub, dan saya memiliki anggota yang bersedia membayar iuran sebesar Rp. 350rb/bln ! So Whaaat?. Kalau saja, dia membaca  tambahan kalimat dibawahnya (saya garis miring) bahwa dana tersebut difungsingkan untuk kepentingan klub, apakah dia mengerti. Harap disimak baik-baik bahwa perkumpulan yang saya dirikan adalah perkumpulan yang saya bangun dari NOL. 


Mencari tempat dan membeli matras merupakan sektor pengeluaraan terbesar !. dan asal bapak-bapak dan ibu-ibu ketahui, bahwa iuran sebesar Rp. 350rb/bln itu sebenarnya adalah CICILAN anggota untuk mendapatkan judogi. Jadi bagi anda yang udah punya seragam Judo, ya gratislah !. Anda tidak percaya. Bila anda kebetulan orang DKI Jakarta, silakan anda tanyakan langsung kepada beberapa murid saya Sdri. Riska Arita Putri, Frisma Wahdaniati, Indah Puspitasari dan Suci Febriani. Selama mereka berlatih bersama saya, berapakah dana yang saya minta kepada mereka (tidak perlu sebulan, setahun deh) !. jawabannya NOL. Atau apakah anda pejudo yang berasal dari Pengprov PJSI Banten. Go Ahead, silakan anda bertanya langsung kepada Sdr. Suwarno Awaludin, Wisnu Mahardika dan Adwin Sumantri, berapakah dana yang saya minta kepada mereka, saat saya mengajak mereka ke Singapura untuk menuju ke Dublin Irlandia. Hahaha....!. Tepat dugaan anda..jawabannya kembali NOL !.

Lalu kenapa tiba-tiba tersiar berita bahwa saya berbuat yang tidak benar dengan menerapkan iuran sebesar Rp. 350rb/bln kepada anggota saya. Lah dimulai juga belum latihannya !. Inilah penyakit orang yang iri hati, dengki dan segala bentuk yang ikut bersamanya, selalu mencari peluang untuk menjatuhkan seseorang !. Kebetulan pula, saya membina judo secara cuma-cuma di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Sehingga kedua wilayah ini merupakan target yang cocok untuk menjatuhkan saya dan perkumpulan saya secara perlahan.

Kreasi Bagimu Negeri
Saya ingatkan pula, bahwa selama saya menulis blog ! belum pernah sekalipun saya menuduh, menfitnah apalagi mencantumkan nama seseorang secara gamblang dengan tujuan yang tidak benar. Bila anda mendengar atau melihat seseorang yang kebakaran jenggot karena tulisan saya, logikanya dialah oknum pelakunya !. lah…, kalau memang tidak salah, ngapain juga ngomong ke orang-orang kalau saya berbuat yang tidak benar !. Mau merusak image saya sekaligus menjatuhkan saya. Yailaaah..emang saya siapa, sampai sedemikian besarnya anda untuk merusak image saya. Saya kan masih junior sekali di dunia Judo. Justru, andalah yang seharusnya memberi contoh kepada saya mengenai apa yang baik dan mana yang buruk. Yah semoga dengan tulisan klarifikasi saya ini, yang bersangkutan bisa kembali ke jalan yang benar. Minimal bisa belajar untuk membuka internet dan membaca tulisan di Blog saya secara langsung, ketimbang mendengar dari orang atau jangan-jangan minta dibacain karena anda buta huruf. Wallahu alam aja kalau dah begitu !.

Saya ingatkan kembali, saya buka tipe orang yang suka berbicara dibelakang !. saya selalu bicara blak-blakan bila saya merasa yakin benar. Saya tidak pernah mendendam mengingat kapasitas saya sebagai Junior yang masih harus banyak belajar. Semoga anda menyadari, bahwa hampir seluruh pengurus dan Pembina Judo di Tanah Air mengetahui sifat dan ambisi anda. Ketimbang anda mengatakan yang tidak-tidak mengenai saya yang ironisnya justru memperburuk image anda, lebih baik kita fokus saja untuk pengembangan Judo dan bersaing secara sehat.

Nah, bagi kalian yang suka memperkeruh suasana !. lebih baik anda ikut menyumbangkan sesuatu bagi kemajuan judo di Indonesia. Negara kita sudah sesak dengan orang-orang yang berpikiran sempit seperti anda, jadi  marilah kita berpikir secara dewasa. Saya bukanlah tipe manusia yang berteriak secara lantang “saya berkorban untuk Judo, saya lebih banyak rugi untuk Judo, gak ada untungnya mengurus Judo” namun pada kenyataanya tetap meributkan dan memperebutkan anggaran yang tersedia. Perlu digaris bawahi bahwa Saya adalah Saya. Salah satu pemuda yang lebih banyak berbuat terlebih dahulu baru berpikir kemudian bagi kejayaan panji Olahraga Judo. Anda tidak percaya ? berarti anda belum mengenal saya.


Senin, 03 Oktober 2011

Toray Judo Club : FIGHT BACK

Kenangan saya saat aktif di Toray Judo Club
Sebenarnya saya tidak banyak memiliki waktu luang !. terlebih untuk sekedar menulis apa yang sedang saya pikirkan dalam sebuah halaman Blog. Namun, dengan banyaknya persoalan yang menghantam naluri saya, sepertinya menulis apa adanya merupakan langkah terbaik untuk meluapkan apa yang ada di otak saya saat ini.

Terus terang saat ini saya sedang memikirkan perkumpulan yang telah membesarkan saya di lingkungan olahraga Judo. Toray Judo Club sebagai salah satu klub terbesar di Indonesia saat ini sedang mengalami kemunduran. Bukan karena minimnya SDM namun lebih diakibatkan kepada faktor Human Error. Keserakahan, keegoisan di mix menjadi satu untuk menengelamkan eksistensi perkumpulan ini. Siapa yang salah !, well..itulah pertanyaanya. Sebab saya tidak ingin menuduh salah satu pihak dalam situasi ini. Terlalu banyak pihak yang cepat mendidih otaknya meski saya tidak pernah sekalipun mencantumkan nama seseorang ! (ngerasa sebagai tersangka kali ya wkwkwk !!!)

Sebenarnya saya memiliki alternative jalan keluar untuk permasalahan yang hinggap saat ini. Namun ide tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terlebih bagi perkumpulan yang ‘tidak jelas’ siapa pengurus utamanya (terakhir saya menjabat sebagai Sekretarisnya).  Alhamdullilah juga ketika mendapat kabar bahwa ‘ownernya’ yakni TORAY Group berencana merenovasi total Dojo ini. Setidaknya, itu bisa menjadi modal Toray Judo Club buat kembali eksis di pentas olahraga Judo Nasional.

Lain Toray Judo Club lain pula dengan Elite Judo Trisakti. Meski keduanya perkumpulan saya, namun entah mengapa, selalu ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Toray Judo Club boleh dibilang Si kaya dan Trisakti si Miskin. Kenapa?. Kalau dilihat perbedaan luas dan body dojonya, jelas Toray Judo Club bukan tandingan Judo Trisakti. Tapi mengapa, seluruh program yang saya cetuskan di Trisakti selalu berjalan dengan baik dan di Toray seperti Nol Besar!.

8 bulan lamanya saya mencoba mengelola masalah ini, mencari tahu, mencoba memecahkan dan mengkonsep jalan keluar. Sangat sulit pada awalnya. Namun setelah kegagalan program saya untuk mengajak pejudo dari Toray Judo Club ke Dublin - Irlandia. Sebuah Fakta mengejutkan akhirnya mengetuk jidat saya. Inilah masalahnya :
  1. Sebagai klub besar (dulu dan sekarang), iklim di Toray Judo Club telah mengajarkan sebuah sifat yang jujur cukup menjadi budaya, yakni KETERGANTUNGAN. Imbasnya, ketika kucuran dana dari Toray ataupun lembaga lain yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan perkumpulan ini di stop. Maka roda prestasi perkumpulan ini ikut berhenti.
  2. Posisi dan lokasi Toray Judo Club juga dianggap ‘sedikit’ menyulitkan beberapa peminat olahraga Judo untuk mencari letak Dojo tersebut. Imbasnya, Toray Judo Club senantiasa dihiasi dan diisi oleh pejudo-pejudo bermuka lama alias pengurus dan pelatih sulit mencari regenerasi penerus. Dengan hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut, setidaknya regenerasi akan menyita dan membutuhkan proses yang sangat lama.
  3. Sebagai Dojo yang diprakarsai oleh seorang Jepang (Mr. Nishikawa Sensei), maka dibutuhkan kembali figur seorang jepang dengan kriteria sebagai berikut : bermuka bengis, eks. Juara, disiplin, galak dan memiliki cita rasa old japanesse taste. Artinya, latihan sedikit keras ala Jepang untuk mengembalikan nuansa jepang di Toray Judo Club sangat penting artinya. Dan jangan salah duga, penggunaan pelatih jepang disini bukan berarti menyingkirkan pelatih lokal yang sudah ada. Namun lebih kearah ‘Team Work’. Si Jepang yang melatih, si Lokal yang mengasissteni. Kombinasi Asia ini kan yang sudah jarang terjadi. Coba tengok perkumpulan yang memberdayakan pejudo Korea. Si lokal boro-boro menjadi assisten, yang ada cuma jadi kambing congek pelengkap derita team yang dibinanya wkwkwk.
  4. Bentuk nanggung dari Toray Judo Hall sebenarnya juga ikut berpengaruh. Okelah, sebagai Dojo tempat berlatih Judo, Toray Judo Club tidak ada matinya, cukup luas dan seluruh atlet bisa zempo kaiten bolak-balik sesuka hati !. namun kalau diaplikasikan sebagai Venue pertandingan. Jiaah, Paling banter Cuma buat kompetisi lokal yang maksimal pesertanya cuma 100 orang seperti Kejurda dan Porda. Kalau pesertanya diatas 200 pejudo, kumaha !. mau kelar jam berapa coba. Dan sebagai Informasi, bahwa awal kompetisi Ganesa Cup yang saya buat pada tahun 2009, sebenarnya untuk menguji kapasitas Dojo ini loh. Terbukti pada penyelenggaraan selanjutnya, saya wajib hengkang pindah Venue karena space Toray Judo Hall yang sangat terbatas.
  5. Yang terakhir inilah yang paling miris !. dengan predikat dojo Judo cukup mewah di Indonesia (artinya Dojo yang memang diperuntukkan buat latihan Judo), kemewahan tersebut tidak diimbangi dengan pemeliharaan gedung dan bangunan sekitarnya. Ikut didalamnya exterior dan interior dojo!. Bocor dimana-mana, ditambah lantai yang berlobang belum ditambah dengan kondisi toilet kotor dan air macet yang cukup vital keberadaannya bagi sebuah gedung. Cukup ironis, oleh karenanya saya sangat gembira ketika mendapat kabar bahwa Toray Judo Hall akan segera direnovasi, Hip..hip Horeee!.
Toray Judo Club
Semoga dengan kepedulian kembali seluruh pekerja Jepang terhadap keberadaan Dojo ini, Toray Judo Club akan kembali mengeliat menjadi kompetitor bagi klub-klub besar lainnya. Terlebih bahwa inilah Klub Judo pertama di Propinsi Banten yang dulu sanggup melahirkan pejudo-pejudo handal. Saya tegaskan bahwa Toray Judo Club belum lenyap, apalagi menyandang predikat mati suri. Saat ini kondisinya hanya sedikit vakum prestasi karena keterbatasan dana operasional dan ketidakbecusan beberapa pengurus saja. Kalau anda melihat beberapa pejudo andalan kami harus mengalami kekalahan dalam 1 – 2 tahun terakhir ini, sabar saja  dan tunggu gebrakan kami di masa yang akan datang.   Karena saat ini, kondisi kami lagi menabung moment yang pas !.

Oh ya, bagi kalian yang berminat ikut latihan di Toray Judo Club, atau sebatas ingin berlatih bersama. Silakan saja datang setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pkl. 18.30 Wib – selesai. Latihannya free alias non komersil. Saya sendiri, ikut buka kelas bagi pemula di hari Sabtu Pkl. 15.00 Wib dan Minggu Pkl. 10.00 Wib tapi bedanya saya menetapkan iuran bulanan sebesar Rp. 350.000,-/bln !. Kenapa harus beda ? Well, karena saya berpikir dengan pola latihan gratis, seluruh intruktur dan anggota akan membudayakan prinsip Nothing To Lose makanya Judo gak pernah maju. Toh, dana yang terkumpul akan difungsikan untuk kepentingan klub kok. Beli judogi aja sanggup, kenapa iuran harus gratis hehehe !.

FYI : Saya merupakan generasi terakhir dari  Toray Judo Club dari masa dojo tersebut baru berdiri. Generasi yang sekarang adalah anggota yang bergabung 6 - 8 bulan setelah dojo tersebut diresmikan